Salah satu bentuk pengangguran yang populer dewasa ini adalah pengangguran terdidik, kekurang selarasan antara perencanaan pembangunan pendidikan dengan perkembangan lapangan kerja merupakan penyebab utama terjadinya jenis pengangguran ini. Pengangguran terdidik secara potensial dapat menyebabkan
· Timbulnya masalah-masalah sosial dengan tingkat rawan yang lebih tinggi.
· Menciptakan pemborosan sumber daya pendidikan.
· Menurunkan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan.
Kekurang-sepadanan antara Supply dan Demand keluaran pendidikan. Dalam arti lain, adanya kekurangcocokan kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja, dimana friksi profil lulusan merupakan akibat langsung dari perencanaan pendidikan yang tidak berorentasi pada realitas yang terjadi dalam masyarakat. Pendidikan dilaksanakan sebagai bagian parsial, terpisah dari konstelasi masyarakat yang terus berubah. Pendidikan diposisikan sebagai mesin ilmu pengetahuan dan teknologi, cenderung lepas dari konteks kebutuhan masyarakat secara utuh.
Dari hasil riset itu diketahui hanya kurang dari 50 persen yang siap bekerja. â&128;&156;Jumlah lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya mencapai satu juta jiwa, yang menganggur ada ratusan ribu.
Perguruan
tinggi jangan memberikan ilusi kepada calon mahasiswa, kampus
sebagai â&128;&152;pabrikâ&128;&153; kaum intelektual harus mampu menjawab tuntutan zaman. Dunia
kerja membutuhkan kombinasi dari keahlian yang berbeda dari sebelumnya. Tidak
hanya membutuhkan calon pekerja yang cerdas namun juga memiliki keahlian lain,
seperti kepemimpinan dan juga kemampuan menulis. pemerintah ataupun pihak
kampus harus lebih menggalakkan lulusan yang siap membangun lapangan kerja
baru dibandingkan lulus langsung kerja.
Berbagai program dan cara telah dilakukan oleh pihak terkait, namun belum
memberi dampak signifikan dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap tahunnya jumlah
angkatan kerja terus tumbuh dengan pesat, sementara lapangan pekerjaan yang
tersedia nyaris tidak mengalami penambahan berarti.
Selain membuka lapangan kerja massal baru, program kewirausahaan merupakan
salah satu langkah paling efektif untuk mengurangi angka pengangguran di
Indonesia yang diantaranya adalah lulusan sarjana. Pendidikan Kewirausahaan adalah
usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan, intensi/niat dan
kompetensi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dengan di wujudkan
dalam prilaku kreatif, inovatif dan berani mengelola resiko.
Pendidikan kewirausahann hendaklah dilakukan mulai dari Universitas, Sekolah Menengah, Sekolah dasar hingga ada playgroup ofentrepreneurship untuk anak-anak. Maraknya pendidikan kewirausahaan di seluruh dunia ini tidak lain karena semakin meningkatnya kesadaran akan
pentingnya karakter kewirausahaan pada generasi muda (kreatif, inovatif dan berani mengelola resiko) dan pentingnnya kedudukan seorang entrepreneur pada suatu motor pergerakan perekonomian suatu negara. Hal ini di jelaskan secara gamblang oleh McClelland bahwa â&128;&156;Negara akan makmur jikaentrepreneurdalam suatu negara mencapai 2 % dari keseluruhan penduduknyaâ&128;&157;
Oleh karena itu dalam pendidikan kewirausahaan perlu akselerasi pengalaman dan pola piker, dalam pendidikan kewirausahaan yang ingin kita didik adalah menularkan pola pikir dan prilaku seorang wirausaha pada peserta didik hingga dia berprilaku dan berwirausaha
Pendidikan adalah membentuk peserta didik mandiri melalui pola pikir serta pemberian kompetensi dan skill. Jadi dalam pendidikan kewirausahaan akan mengembangkan peserta didik berprilaku entrepreneur dan menjawab tantangan masa depan. Kesimpulannya pendidikan kewirausahaan adalah kompetensi wajib yang harus di miliki untuk menjawab tantangan masa depan dengan penenman karakter kewirausahaan. Hal ini penting karena sebagai motor penggerak perekonomian masa depan Indonesia.
Paradigma
gagal paham â&128;&156;Lulus Kuliah Langsung Kerja atau jadi PNSâ&128;&157; harus segera diubah dan
dibinasakan dari pola pikir para mahasiswa di Indonesia.
Pemerintah melalui kementerian terkait harus berani mengambil tindakan jelas
dan tegas dengan menggalakkan program wirausaha. Mulai dari tingkat pendidikan
menegah hingga tinggi, hendaknya diberikan mata pelajaran atau mata kuliah
wajib selama beberapa semester untuk merangsang dan membekali lulusan baru
dengan skill wiraswasta. Kedepannya, sarjana tidak lagi mengedarkan ijazahnya
untuk mencari kerja, namun sarjana mampu menciptakan lapangan kerja baru dan
menyerap tenaga kerja.
Jika program ini dilakukan dan ditambah kebijakan pendukung di sekitar
perbankan dalam pemberian kredit kepada lulusan baru, maka Insyaallah akan
banyak lahir pengusaha-pengusaha baru nan handal di Indonesia.
Dengan semakin banyaknya pengusaha, maka pemerintah tidak perlu lagi repot-repot
membuka lapangan kerja baru. Perekonomian yang baik dan stabil akan memberi
dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.